Kerja Tim yang Baik Menghindari Insiden Serius

Dua orang pilot naik ke kapal pengangkut LNG sebelum mendekati terminal LNG lepas pantai melalu fairway. Cuaca sedang buruk dengan gelombang tinggi. Empat kapal tunda telah diikat sebelum kapal melanjutkan perjalanan dengan kecepatan sekitar 5 knot.

Ketika pilot kepala bersiap untuk melakukan perubahan haluan yang direncanakan, kedua mesin kapal tunda yang terhubung di bagian tengah depan mengalami kerusakan dalam selang waktu beberapa menit, dan kapal tunda tersebut terseret dan terbentur keras ke haluan kapal pengangkut LNG oleh tali penariknya.

Karena risiko kerusakan atau terbaliknya kapal tunda, pilot kepala tidak dapat melakukan putaran yang direncanakan sementara kapal tunda yang mogok masih terhubung. Namun, berkat kerja sama tim anjungan yang baik dan kendali yang terampil dari tiga kapal tunda yang tersisa, kapal LNG perlahan-lahan bermanuver ke samping tanpa insiden lebih lanjut.

Sepanjang insiden, co-pilot berkomunikasi dengan kapal tunda yang mogok untuk mendapatkan informasi terbaru rutin dan dengan dua kapal tunda siaga di sekitarnya, mengarahkan satu untuk membantu kapal tunda yang rusak melepaskan tali penariknya dan menariknya ke tempat yang aman. Pada saat yang sama, kapal tunda kedua membantu manuver kapal LNG. Para pilot juga terus memberikan informasi terbaru rutin kepada otoritas pelabuhan.

Kombinasi antara kondisi laut dan pengaturan pemberat kapal tunda diketahui telah menyebabkan peti laut kekurangan air pendingin untuk generator, yang secara otomatis mati untuk menjaga peralatan.

CHIRP mengetahui 3 peristiwa kapal tunda serupa yang dipublikasikan pada tahun 2024, dan para pembaca mungkin mengetahui kasus pada tahun 2019 di mana sebuah kapal penumpang besar kehilangan propulsi dan hampir karam karena gerakan kapal dalam cuaca buruk menyebabkan tekanan oli turun, sehingga mesin mati.

Dalam Bow Tug Operations, sebuah manual karya Henk Hensen, ia menulis, “Operasi kapal tunda haluan dari kapal yang sedang bergerak maju sangat berisiko.” International Harbour Masters Association merekomendasikan batas kecepatan 6 knot untuk operasi semacam itu.

Kapal tunda terkadang melakukan penarikan haluan ke haluan (mundur) karena dapat menjaga baling-balingnya lebih jauh dari bidang tekanan di sekitar haluan kapal yang ditarik. Metode ini juga memastikan bahwa jika propulsi kapal tunda gagal (seperti dalam insiden ini), kapal tunda akan ditarik ke samping kapal yang ditarik oleh haluannya, yang mengurangi risiko terbalik.

Namun, saat penarikan mundur (seperti dalam insiden ini), terdapat risiko kapal tunda mengalami trim haluan, mengangkat buritan (dan saluran masuk air peti laut) keluar dari air dan mengakibatkan peti laut kekurangan air pendingin ke generator. Risiko ini dapat dikurangi dengan menarik lebih lambat, menyesuaikan trim kapal, dan memastikan ventilasi peti laut terbuka sehingga udara yang terperangkap di dalamnya dapat dikeluarkan agar peti laut dapat terisi kembali.

Sistem mati otomatis berfungsi melindungi peralatan dari panas berlebih dan kerusakan atau bahkan terbakar. Namun, banyak system yang tidak memiliki penggantian manual untuk digunakan dalam keadaan darurat. Operator kapal tunda disarankan untuk memahami bagaimana reaksi peralatan mereka dalam skenario serupa, apakah akan memberi peringatan sebelum mati, dan kemudian mengembangkan prosedur darurat yang sesuai. Daftar periksa yang mencakup area operasi (perairan terbuka, perairan terlindung), draft dan trim, pengaturan pemberat, dan jenis penarikan untuk pekerjaan tersebut akan memastikan bahwa risiko pemadaman listrik berkurang.

Insiden ini berhasil diatasi tanpa cedera atau kerusakan karena integrasi yang erat dari pilot, manajemen tim anjungan yang efektif, dan koordinasi yang baik antara kapal dan otoritas pelabuhan. Semua pihak memahami peran dan tanggung jawab mereka, dengan pertukaran informasi yang jelas dan efektif. Kecepatan respons semua pihak menunjukkan kesiapan mereka dalam menghadapi insiden yang tidak direncanakan.

Kesadaran Situasional — Kru kapal tunda harus waspada terhadap perubahan dinamika yang terjadi pada lambung kapal tunda, terutama saat beroperasi di perairan terbuka. Daftar periksa sederhana untuk jenis pengaturan penarikan akan memastikan draft yang memadai untuk semua tahapan penarikan, dan bahwa peralatan dikonfigurasi dengan benar.

Kerja Tim — Para pilot dan tim anjungan bekerja sangat baik dalam mengelola situasi, menyoroti efek dari sumber daya dan pelatihan yang memadai.

Kewaspadaan – Dari perspektif teknis, tampaknya ada peringatan yang tidak memadai mengenai generator yang mati. Suhu akan meningkat dengan cepat setelah air pendingin tidak dapat mencapai generator.

Desain – Mengingat sifat operasi penarikan dan meningkatnya penggunaan kapal tunda ASD di saluran sempit, penarikan dari haluan memiliki manfaat yang cukup besar terkait kinerja dan keamanan girting. Perubahan trim yang dihasilkan jika pemberat tidak diterapkan dengan benar perlu dipertimbangkan dalam desain kapal.