Faktor Manusia yang bersifat rahasia

Program Pelaporan Insiden

Single Column View
Terjerat dan Terjatuh dari Ketinggian saat Operasi Pengangkatan

Sebuah kapal transfer kru sedang melakukan operasi pengangkatan di sebuah turbin angin lepas pantai. Seorang anak buah kapal (ABK) dek dan seorang trainee ABK dek ditugaskan untuk menerima empat kantong pengangkat yang terhubung dengan sling kawat berkaki tiga. Trainee menurunkan muatan, melepaskannya dari sling, dan memberi isyarat kepada operator derek untuk menaikkan kait.

Ketika kait dan sling kawat dinaikkan, keduanya terjerat dengan tali pengaman kerja milik trainee. Trainee segera memberi isyarat darurat untuk menghentikan operasi, namun operator derek tidak melihat atau mendengar isyarat tersebut. Akibatnya, trainee terangkat dari dek. Saat tergantung, berat badan trainee menyebabkan jeratan terlepas, yang mengakibatkan trainee terjatuh dari ketinggian sekitar satu hingga dua meter ke tumpukan kantong di dek.

Tali pengaman trainee dikenakan dengan longgar, yang meningkatkan risiko tersangkut. Selain itu, trainee berada terlalu dekat dengan peralatan pengangkat dan tidak menggunakan tagline atau menjaga kendali terhadap peralatan untuk mencegah jeratan. Kegagalan operator derek untuk merespons isyarat berhenti darurat semakin memperburuk situasi.

Meskipun operasi pengangkatan dapat dilakukan oleh hanya dua orang, idealnya tiga orang terlibat: operator derek, rigger, dan banksman atau pengawas. Dalam insiden ini, trainee ABK bertindak sebagai rigger, dan ABK berpengalaman menjadi banksman yang seharusnya memastikan trainee telah mengenakan alat pelindung diri dengan benar (tidak ada potensi jeratan) sebelum pekerjaan dimulai.

Untuk keselamatan, seluruh personel harus tetap dalam jarak pandang satu sama lain, dan operasi harus dihentikan secara otomatis jika garis pandang hilang.

Kewaspadaan Situasional – Sebelum memulai operasi pengangkatan, nilai posisi Anda dan kru lainnya. Jangan memulai pengangkatan jika Anda merasa ragu.

 Kapabilitas – Pelatihan yang ketat dan berkelanjutan harus diberikan kepada kru yang bekerja di lingkungan bertekanan tinggi seperti ini. Seberapa sering pelatihan operasi pengangkatan dilakukan?

Komunikasi – Komunikasi verbal dan visual yang jelas sangat penting. Operator derek tidak boleh memulai pengangkatan hingga komunikasi dengan ABK dek terjalin.

Peringatan – Operator derek dan ABK tidak bekerja sendirian, kru lain dapat membantu dengan memperingatkan bahwa operasi belum aman. Jika Anda melihat situasi ini, apakah Anda akan menghentikan pekerjaan?

Tekanan – Tekanan untuk memenuhi tenggat waktu bisa muncul meski tidak diucapkan. Namun tekanan tidak boleh mengalahkan pelatihan. Pekerjaan itu penting, tapi keselamatan Anda lebih penting.

Poin-Poin Penting

Pelaut:  “Jika ragu, hentikan pengangkatan.”
Sebelum pengangkatan, periksa posisi Anda dan kru lainnya. Jika ada yang terasa tidak benar, suarakan. Anda tidak sendiri—saling mendukung dan hentikan pekerjaan jika perlu. Tidak ada tugas yang sebanding dengan nyawa.

Manajer Kapal:  “Pelatihan yang baik menjaga kru tetap aman di bawah tekanan.”
Operasi dalam tekanan tinggi memerlukan pelatihan berkualitas dan rutin. Fokus pada skenario nyata, bukan sekadar daftar periksa. Tegaskan kembali praktik yang benar dan berikan kepercayaan diri kepada kru untuk bertindak saat situasi tidak sesuai.

Regulator:  “Jangan hanya lihat dokumen—amati cara orang bekerja.”
Keselamatan pengangkatan bergantung pada komunikasi yang jelas, kewaspadaan, dan keberanian untuk bersuara. Tinjau apakah prosedur berjalan dengan baik dalam praktik. Dukung sistem di mana penghentian pekerjaan dianggap sebagai praktik kelautan yang baik, bukan kegagalan.